Pendahuluan
Aliran Asy'ariyah adalah salah satu aliran dalam Ilmu Kalam, cabang
filsafat dan teologi dalam tradisi Islam. Aliran ini muncul pada abad ke-9
Masehi dan menjadi salah satu aliran teologi Sunni yang dominan dalam tradisi
Islam.
Sejarah Aliran Asy'ariyah
Aliran Asy'ariyah dinamai dari tokoh utamanya, Abu al-Hasan al-Asy'ari
(874-935 Masehi). Al-Asy'ari awalnya adalah seorang pengikut aliran Mu'tazilah,
tetapi kemudian ia mengalami perubahan pandangan dan beralih ke aliran Sunni
yang lebih tradisional.
Perubahan pandangan Al-Asy'ari dipicu oleh pertemuannya dengan seorang
ulama dari aliran Ahlus Sunnah, yang menyatakan bahwa pemikiran Mu'tazilah
tentang keadilan Tuhan dan kehendak bebas manusia tidak sesuai dengan ajaran
Islam tradisional. Setelah pertemuan ini, Al-Asy'ari mulai mengkritik pandangan
Mu'tazilah dan mengembangkan ajaran yang lebih sesuai dengan pandangan
mayoritas teolog Islam.
Ajaran Utama Aliran Asy'ariyah
Aliran Asy'ariyah memiliki ajaran-ajaran utama yang membedakannya dari
aliran lain dalam Ilmu Kalam. Beberapa ajaran utamanya adalah sebagai berikut:
- Keadilan Tuhan dan Takdir:
Asy'ariyah meyakini bahwa Allah Mahaadil dan berdaulat atas segala sesuatu
yang terjadi di alam semesta. Mereka mempercayai bahwa segala sesuatu yang
terjadi adalah kehendak Allah, termasuk perbuatan manusia, baik yang baik
maupun yang buruk. Namun, mereka juga percaya bahwa manusia memiliki
kehendak bebas dalam melakukan pilihannya.
- Kritik terhadap Mu'tazilah:
Aliran Asy'ariyah mengkritik pandangan Mu'tazilah tentang keadilan Tuhan
dan kehendak bebas manusia. Mereka berpendapat bahwa pandangan Mu'tazilah
yang menolak kehendak bebas manusia dan membatasi keadilan Tuhan
bertentangan dengan ajaran Islam tradisional.
- Penggunaan Dalil Quran dan Hadis:
Asy'ariyah menggunakan dalil-dalil dari Quran dan hadis sebagai dasar
argumen filosofis mereka. Mereka berusaha untuk memahami ajaran agama
secara mendalam berdasarkan sumber-sumber utama dalam Islam.
- Pentingnya Iman: Aliran
Asy'ariyah menekankan pentingnya iman dan keyakinan dalam memahami
keyakinan agama. Mereka berpendapat bahwa akal budi manusia memiliki
keterbatasan dalam memahami beberapa ajaran agama, dan iman adalah kunci
untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Allah.
Pengaruh dan Warisan
Aliran Asy'ariyah memiliki pengaruh yang besar dalam tradisi Islam.
Beberapa pengaruh utamanya adalah sebagai berikut:
- Konsolidasi Paham Sunni: Aliran
Asy'ariyah menjadi salah satu aliran utama dalam teologi Sunni. Ajaran
mereka membantu mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan paham Sunni dalam
tradisi Islam.
- Relevansi dalam Konteks Kontemporer:
Aliran Asy'ariyah memiliki relevansi yang kuat dalam konteks kontemporer.
Ajaran mereka tentang kehendak bebas manusia dan keadilan Tuhan memberikan
pandangan yang lebih inklusif tentang keberagaman pandangan dalam Islam.
- Kontribusi dalam Dialog Agama:
Ajaran Asy'ariyah telah memberikan kontribusi penting dalam dialog antara
Islam dengan pemikiran dari budaya dan tradisi lain. Pandangan mereka
tentang keadilan Tuhan dan kehendak bebas manusia membuka pintu bagi
dialog dan pemahaman yang lebih baik antara agama-agama.
Kritik terhadap Aliran Asy'ariyah
Meskipun Aliran Asy'ariyah memiliki pengaruh yang besar dalam tradisi
Islam, aliran ini juga menghadapi beberapa kritik dan kontroversi. Beberapa
kritik terhadap aliran ini adalah sebagai berikut:
- Pengabaian Akal Budi: Beberapa
kritikus berpendapat bahwa Asy'ariyah terlalu banyak mengandalkan iman dan
keyakinan, dan mengabaikan peran akal budi dalam memahami keyakinan agama.
- Determinisme: Ajaran Asy'ariyah
tentang kehendak bebas manusia sering dianggap ambigu dan ambigu karena
mengakui kehendak bebas manusia tetapi juga percaya bahwa segala sesuatu
yang terjadi adalah kehendak Allah.
Kesimpulan
Aliran Asy'ariyah dalam Ilmu Kalam adalah aliran teologi Sunni yang
muncul pada abad ke-9 Masehi. Aliran ini menekankan keadilan Tuhan dan kehendak
bebas manusia dalam memahami keyakinan agama. Meskipun aliran ini memiliki
pengaruh yang besar dalam tradisi Islam dan membantu konsolidasi paham Sunni,
ia juga menghadapi kritik dan kontroversi terkait pengabaian akal budi dan
ambigu tentang determinisme. Namun, ajaran Asy'ariyah tetap menjadi salah satu
pijakan penting dalam pemahaman teologis Islam dan relevan dalam dialog agama
dalam konteks kontemporer.
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Bijak!