Makalah Balaghah~ Makalah adalah makanan sehari-hari bagi seorang mahasiswa. Mahasiswa di tuntut untuk membuat makalah sebagai bahan pembelajaran di dalam kelas sekaligus sebagai bahan latihan untuk menghadapi tugas akhir yaitu skripsi. Maka dari itu sebagai mahasiswa yang baik kita harus bisa membuat makalah dengan sebaik mungkin, dan berusaha untuk meminimalisir plagiarisme.
Ilmu balaghah adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang tatanan bahasa Arab. Maka dari itu sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab eloknya penting untuk mempelajari ilmu balaghah. Adapun didalam ilmu balaghah kita kan mempelajari tentang keindahan dalam setiap huruf maupun kata dan kalimat yang ada di dalam bahasa Arab.
Di bawah ini salahsatu contoh makalah ilmu balaghah yang membahas tentang Ilmu Badi' dan macam-macamnya:
MAKALAH
Ilmu Badi’ dan Macam-Macamnya
Dosen pengampu : ........................
LOGO
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa (Nomor Induk Mahasiswa)
atau
Kelompok :
1. Nama Mahasiswa (Nomor Induk Mahasiswa)
2. Nama Mahasiswa (Nomor Induk Mahasiswa)
3. Nama Mahasiswa (Nomor Induk Mahasiswa)
4. Nama Mahasiswa (Nomor Induk Mahasiswa)
Kelas....
JURUSAN ...............
FAKULTAS ...........................................
UNIVERSITAS/ INSTITUT/SEKOLAH TINGGI..........
PEKALONGAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan semesta alam. Syukur
Alhamdulillah karena dengan rahmat, hidayah dan anugerah Allah, sehingga makalah dengan judul “Judul".
Di dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapat bantuan dan dorongan semangat oleh beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Nama Dosen selaku dosen pengampu mata kuliah Mata Kuliah.
2.
Petugas perpustakaan yang telah memberikan fasilitas referensi buku.
3.
Teman-teman yang selalu memotivasi.
Walaupun penyusunan makalah ini memakan waktu cukup lama, mengingat luasnya cakupan pembahasan materi ini, kami
menyadari dalam penyelesaian makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangatlah kami harapkan dari semua pihak sehingga kesalahan dan
kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan makalah berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak khususnya penyusun. Semoga Allah senantiasa menuntun kita
ke jalan yang diridhoi-Nya. Amiin.
Kota, tgl bulan tahun
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... .4
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Badi’......................................................................................... 5
B. Ruang Lingkup Ilmu Badi’................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu Balaghah
merupakan suatu ilmu yang berlandaskan kejernihan jiwa dan ketelitian dalam
menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-macam
ungkapan (uslub). Adapun ilmu balaghah memiliki tiga cabang ilmu yakni ilmu Ma’ani,
Bayan dan Badi’.
Kajian
makalah pada pembahasan ini akan menjelaskan mengenai ilmu Badi‟. Konsep ilmu
Badi‟ menjelaskan lafadz maupun keindahan makna. Menurut Ali Jarim dan Amin,
ilmu badi‟ adalah ilmu yang mencakup keindahan-keindahan lafadz dan keindahan
makna. Adapun pembagian ilmu badi‟ terbagi menjadi dua yaitu, al-Mukhasinnatu
al-maknawiyah (memperindah makna) dan Al-Mukhasinnatu al-lafdziyatu. Secara
lebih jelasnya akan dibahas di dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksuddengan Ilmu Badi’?
2. Apa saja ruanglingkup
Ilmu Badi’?
C.
TujuanMasalah
1.
Mengetahui pengertianIlmu Badi’
2.
Mengetahui
macam-macam atauruanglingkupIlmu Badi’
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ilmu Badi’
Badi’ menurut pengertian leksikal adalah suatu ciptaan baru
yang tidak ada contoh sebelumnya. Sedangkan secara terminologi adalah :
علم يعرف به وجوه تحسين الكلام بعد رعاية المطابقة
ووضىوح الدلالة
Yaitu ilmu
untuk mengetahui cara-cara membentuk kalam yang baik sesudah memelihara tujuan
yang lain (muthobaqoh dan wudhuhu ddilalah). Kemudian cara membentuk kalam yang
baik itu ada dua macam, yaitu dengan memperhatikan lafadz dan maknanya.[1]
Secara bahasa (etimologi) badi' ialah "asing
atau aneh" atau Indah sekali. Sedangkan menurut istilah (terminologi)
badi' adalah : ilmu badi' ialah ilmu yang dengannya dapat diketahui metode dan
cara-cara untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya, sesudah menjaga atau
memelihara muthabaqah (kesesuaian ungkapan dengan tuntutan keadaan) nya
dan kejelasan dilalahnya.[2]
Ilmu badi merupakan salah satu kajian dari ilmu balaghoh
yang menitikberatkan pembahasannya dalam segi-segi keindahan kata baik secara
lafadz maupun makna. Dalam ilmu badi, rasa keindahan berbahasa itulah yang
dibahas mendalam. Keindahan yang dimaksud adalah keindahan lafadz ataupun
keindahan makna.
B.
Ruang Lingkup Ilmu Badi’
Ilmu
badi’ adalah ilmu untuk mengetahui cara-cara memperbagus kalam yang sesuai
dengan tuntutan keadaan. Objek kajian ilmu ini adalah upaya memperindah bahasa
baik pada tataran lafadz maupun makna. Pada tataran lafadz disebut muhassinat lafdziyah, dan pada
tataran makna dinamakan muhassinat ma’nawiyah.
Ilmu badi
membahas tata cara memperindah suatu ungkapan. Baik pada aspek lafadz maupun
pada aspek makna. Ilmu ini membahas dua bidang utama.Yaitu muhassinat lafdziyyah
dan muhassinat ma’nawiyyah. Muhassinat Lafzhiyyah meliputi: jinas,
Iqtibas dan saja’. Sedangkan
muhassinat ma’nawiyyah meliputi: tauriyyah, tibaq, muqabalah,
ta’kid al-madhbimayusybih al-dzamm,Istikhdam, danTafrig.
1.
Al-Muhasinat al-Maknawiyah
Al-Muhassinat
al-ma’nawiyyah adalah gaya bahasa yang memberikan keindahan pada aspek makna atau semantic dalam sebuah ungkapan.
Yang termasuk kedalam Al-Muhassinat al-ma’nawiyyah adalah
:
a.
Tauriyah
Yaitu mengucapkan lafal kedua maknanya dekat dan jauh,
padahal makna yang dimaksudkan adalah makna jauh.
Contoh: وَالسَّمَاءَ
بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ = Dan langit Kami
dirikan tangan (kekuasaan).
Makna
dekat dari kata يَدٌ adalah tangan, sedangkan makna jauhnya ialah kekuasaan. Arti
dari lafadz يَدٌ yang
dikehendaki dalam kalimat tersebut adalah kekuasaan.[3]
b.
Thibaq
Thibaq
adalah bila dalam satu ungkapan terdapat kata yang berlawanan. Lawan itu bisa
dalam bentuk kata positif dan ada dalam
bentuk negatif. Dalam bentuk positif seperti langit dan bumi, hidup dan mati,
sehat dan sakit, dll. Adapun dalam kalimat negatif adalah : memaafkan dan tidak
memaafkan.
1)
Thibaq Ijabi (positif), disebut thibaq ijabi
apabila diantara kedua kata yang berlawanan tidak mempunyai perbedaan dalam hal
ijab.
Contoh: وتحسبهم أيقاظا وهم رقود
“kamu kira mereka bangun,
padahal mereka tidur”. Karena pada kalimat tersebut terdapat kata yang
berlawanan secara positif (bangun dan tidur).[4]
2)
Thibaq salabi (negatif), yaitu thibaq yang
kedua kata yang berlawanan itu berbeda positif dan negatifnya, atau yang satu
amar dan lainnya nahi.
Contoh : فَلَا تَخْشَوُاْالنَّاسَ
وَاخْشَوْن
“Karena itu janganlah kamu takut kepada
manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku”. (QS. Al-maidah : 44).[5]
c.
Muqabalah
Muqobalah yaitu mendatangkan dua makna atau lebih yang
sepadan lalu di datangkan bandingannya dengan tertib. Contoh:
فأما من أعطى واتقى وصدّق بالحسنى فسنيسّره لليسرى وأما من
بخل واستغنى وكذّب بالحسنى فسنيسّره للعسرى
Artinya: “Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan
Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka
akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan). Dan adapun
orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),
serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan
menuju kesukaran (kesengsaraan).”[6]
d.
Taukidul Madh Bi Syibhidz Dzammi
Yaitu menguatkan (mentaukidi) pujian dengan kalimat
(kalam) yang menyerupai celaan (syibhu dham).Contoh :
ولاعيب
فيهم غير أنّ سيوفهم *** بهنّ قلول من قراع الكتاب
“Pada mereka itu tidak ada kekecewaan (keaiban), kecuali pedang-pedangnya
yang rompak dan sebab bekas saling bunuh dengan musuh”
Pedang yang rompak itu sebagai bukti ketercelaan atau keaiban,
akan tetapi karena kerompakkannya itu bekas membunuh musuh, dengan demikian menjadi suatu pujian.[7]
e.
Taukidul Dzam Bi Syibhidz al-Madh
Yaitu menguatkan (mentaukidi) celaan dengan kalimat
(kalam) yang menyerupai pujian (Syibhu Madh). Badi’ ini juga dinamakan Badi’ Aks (kebalikan). Contoh :
فلان
فاسق إلاّ أنّه جلهل
“Fulanadalah
orang fasik, hanyasajaia orang yang bodoh”[8]
f.
Istikhdam
Istikhdam adalah menyebutkan suatu lafadz yang
mempunyai dua makna, sedangkan yang dikehendaki adalah salah satunya. Seperti
dalam syair disebutkan:
فسقى الغضى
والساكينه وإن همو # شبوه بين جوانحى و ضلوعى
“Lalu hujan itu menyiram al ghadha’ dan
para penghuninya, sekalipun mereka menyalakannya diantara dada dan tulang
rusukku”
Pada syiir tersebut terdapat kata al-Ghada. Kata ini mempunyai dua
makna yang berarti ‘nama kampung’ dan ‘nama kayu bakar yang sering dipergunakan
untuk memasak.[9]
g. Tafrig
Badi’ Tafrig adalah memisahkan dua perkara dari satu
macam, seperti dalam ayat :
وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا
عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وهَذَا مِلْحٌ أُجَاجُ (فاطر:12 )
“dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini
tawar,segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pait. (Q.S Fathir: 12)”.[10]
2.
Al-Muhasinat al-Lafdziyah
Al-Muhasinat al-Lafdziyah adalah gaya bahasa yang
menjadikan kata-kata lebih indah dan enak untuk didengar dari segi lafadz atau artikulasi bunyinya.
Yang termasuk ke dalamAl-Muhassinat
al-lafziyyah adalah :
a. Badi’ al-Jinas
at-Tam
Badi’ jinas secara harfiah merupakan masdar dari jannasa, artinya sama
jenisnya. Menurut ulama ilmu balaghah : Jinas adalah keserupaan dua lafazh
dalam pengucapannya.
Dari pengertian ini mengecualikan lafazh yang
muttaradif ( dua lafazh yang berbeda
tetapi memiliki satu makna, seperti lafadz assad dan sabu’ yang
mempunyai kesamaan makna yaitu hewan buas, macan), dan memasukan lafadz
musytarak, yaitu satu lafazh yang memiliki makna lebih dari satu, seperti
lafadz ‘ain yang bisa diartikan mata, pandangan, sumber air atau dzat.[11]
Contoh :
ويوم تقوم الساعة
يقسم المجرمون مالبثوا غير ساعة ( الروم :55)
“Dan pada hari terjadinya kiamat,
bersumpalah orang – orang yang berdosa, mereka tidak berdiam ( didalam kubur )
melainkan sesaat saja.” (Qs. Al- rum : 55).
Pada ayat diatas terdapat kata “الساعة”. Kata tersebut disebut dua
kali. Kata pertama bermakna hari kiamat dan kata kedua bermakna saat atau waktu
yang sedikit. Pengungkapan suatu kata yang mempunyai dua makna, karena pada
tempat yang berbeda dinamakan jinas.[12]
Jinas adalah dua kata sama ucapan berbeda
makna. Disebut jinas tam bila dua kata atau lebih yang sama itu mencakup sama
dalam empatunsur yaitu : Harakat, jumlah, jenis dan susunan huruf. Bila salah
satu drai keempat unsur itu tidak sama maka ungkapan itu disebut jinas ghairu
tam ( tidak sempurna ).[13]
b.
Iqtibas
Abdul Quddus berpendapat bahwa iqtibas adalah
mengutip ayat Alquran atau hadist dalam karya seseorang baik penyair atau
penulis tanpa menyebutkan bahwa yang dikutip itu diambil dari al – qur’an atau
hadis.
Contoh :عند الله اتقالكم اكرمكم ان
Dalam ayat tertulis اكرمكم dan اتقالكم
dalam ijtibas boleh berubah sedikit menjadi اكرمنا dan اتقالنا dengan
syarat tidak boleh menyebutkan كما قال الله
تعالي sebab Allah tidak mengatakan demikian, tapi
kalau menyebutkannya maka harus meyebutkan persis seperti ayat. Tapi kalau
tidak menyebutknya maka boleh diubah sedikit. Dan yang terakhir inilah disebut
iqtibas.[14]
c.
Saja’
Saja’ adalah persesuain dua fasilah dari kalam
natsar ( prosa ) pada satu huruf yang terakhir. Fasilah yang merupakan kalimat
terakhir dalam kalam natsar itu seperti
Qofiyah dalam syiir dari segi masing – masing harus satu huruf terakhirnya.
Saja’ itu khusus dalam kalam natsar, baik berupa Al – qur’an atau lainnya.
Contoh : مالكم
لا ترجون لله وقارا . وقد خلقكم اطوارا
“Mengapa kamu tidak takut akan
kebesaran Allah?.Dan sungguh, dia telah menciptakan kamu dalam beberapa
tingkatan atau kejadian”. QS Nuh : 13 – 14.
Fasilah yang pertama yaitu lafad وقارا mengikuti wazan فعالا, sedangkan fasilah yang
kedua yaitu lafad اطواار megikuti
wazan افعالا, dimana
keduanya berbeda dalam wazannya, karena huruf kedua dari lafad وقارا itu berharokat, sementara huruf
kedua dari lafad اطوارا itu
sukun.[15]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Badi’ menurut pengertian leksikal adalah suatu ciptaan baru yang tidak ada contoh sebelumnya. Sedangkan secara terminology adalah:
علنيعرفبووجىهتحسينالكلامبعدرعايتالوطابقتووضىحالدلالت
Yaitu ilmu untuk mengetahui cara-cara membentuk kalam yang baik sesudah
memelihara tujuan yang lain (muthobaqoh dan wudhuhu ddilalah). Kemudian cara membentuk
kalam yang baik itu ada dua macam, yaitu dengan memperhatikan lafadz dan maknanya.
Ilmu badi membahas tata cara memperindah suatu ungkapan.
Baik pada aspek lafadz maupun pada aspek
makna. Ilmu ini membahas dua bidang utama.Yaitu muhassinat lafdziyyah dan muhassinat ma’nawiyyah.
Muhassinat Lafzhiyyah
meliputi: jinas,
Iqtibas dan saja’. Sedangkan
muhassinat ma’nawiyyah meliputi: tauriyyah,
tibaq, muqabalah, ta’kidal-madhbimayusybihal-dzamm, Istikhdam,dan Tafrig.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasyimi. 1960. Jawahirul-Balaghah fi al-Ma’ani
waa-Bayan waa-Badi. Indonesia:
Dar Ihya Al Kutubal-Arobiyah.
Akhdhori, Imam. Tanpa Tahun. Terjemah Jauharul Maknun
(Ilmu Balaghah). Surabaya: Al
Hidayah.
Huda, Nailul Zamroji. 2017. Balaghah Praktis Kajian dan
Terjemah Nadhom al Jauharul al-Maknun. Kediri:
Santri Salaf Press.
Machfuzhi, Abi Fatih. 2015. Intisari Ilmu Balaghah
Terjemah al Jauhar al Maknun.
Yogyakarta:Lentera Kreasindo.
Ulum, Ahmad Ridlo Shohibul. 2016. Analisis Kontrastif
Keindahan Makna dalam Bahasa
Arab dan Bahasa Indonesia serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.
Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nur Bayan. 2007. Pengantar
Ilmu Balaghah. Bandung: PT
Refika Aditama.
Zuriyat. 2016. Suplemen Pembelajaran Bayan dan
Badia’Berbasis Kontekstual. Yogyakarta:
Ombak Tiga
[1]Al-Hasyimi,
Jawahir al-Balaghah fi al-Ma’aniwa al-Bayan wa a;-Badi’ (tt) (Indonesia:
Dar Ihya Al-Kutub al-Arobiyyah, 1960), hlm. 177.
[2] Zamroji dan Nailul Huda,
Balaghah praktis kajian dan terjemah nadhom al jauharul makmun, 2017,
(Kediri:Santrisalaf press) hlm.403-404
[3]Imam
Akhdhori, Terjemah Jauharul Maknun (Ilmu Balaghoh)(Surabaya:Al-Hidayah),
hlm199-200
[4] Mamat Zaenuddin dan Yayan
Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh (Bandung: PT Refika Aditama, 2007)
hlm. 183
[5] Zamroji dan Nailul Huda, Balaghah
Praktis Kajian dan Terjemah Nadzam Al-Jauharul Maknun cet-2(Kediri:Santri
Salaf Press 2017) hlm. 406
[6]ZamrojidanNailulHuda,BalaghahPraktisKajiandanTerjemahNadzamAl-JauharulMaknuncet-2(Kediri:SantriSalafPress2017)hlm.
410
[7] Imam Akhdhori, Terjemah
Jauharul Maknun (Ilmu Balaghoh)(Surabaya:Al-Hidayah), hlm213
[8] Zamroji dan Nailul Huda, Balaghah
Praktis Kajian dan Terjemah Nadzam Al-Jauharul Maknun cet-2(Kediri:Santri
Salaf Press 2017) hlm. 429
[9]Mamat Zaenuddin dan Yayan
Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh ... hlm. 162
[10] Ahmad Ridlo Shohibul Ulum,
“Analisis kontrastif keindahan makna dalam bahasa arab dan bahasa indonesia
serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa arab”, skripsi sarjana
pendidikan islam (UIN Sunan Kalijaga:Yogyakarta, 2016), Hlm. 18
[11] Zamroji dan Nailul Huda,
Balaghah praktis kajian dan terjemah nadhom al jauharul makmun, 2017,
(Kediri:Santrisalaf press) hlm.439
[12] Mamat Zaenuddin dan Yayan
Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghah, 2007, (Bandung:Revika aditama) hlm 150.
[13] Zuriyat, Suplemen
Pembelajaran Bayan dan Badia’ Berbasis Kontekstual, 2016, (Yogyakarta: OmbakTiga) hlm.123
[14] Zuriyat, Suplemen
Pembelajaran Bayan dan Badia’ Berbasis Kontekstual, 2016, (Yogyakarta: OmbakTiga) hlm.127-128
[15] Abi Fatih Machfuzhi, Intisari Ilmu Balaghah Terjemah Syarh Al – Jauhar Al Maknun, 2015, ( Yogyakarta: Lentera Kreasindo) hlm 325 – 326.
Kerjakan makalah dengan Konsep CPM (Copy Paste Modifikasi), dengan catatan jika terpaksa atau kalau tugas menumpuk ya sobat!
Karena membuat makalah secara mandiri akan melatih kemampuan sobat dalam menulis, hal itu tidak akan merugikan sobat sekalian kok, malahan akan memahamkan tentang materi yang dipelajari dan dimudahkan ketika sobat presentasi, serta akan memudahkan ketika sobat menulis tugas akhir atau skripsi. So, jangan malas ya untuk menulis.
Okey, see you next time...
Terima kasih sudah berkunjung, jangan lupa subscribe agar tidak ketinggalan informasi terbaru tentang pendidikan dan karya sastra.
Wassalamualaikum wr. wb...
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Bijak!